Skip to main content

Observasi

Makna sesungguhnya: kepo.

Sejujurnya, saya senang sekali bisa belajar dari orang lain. Belajar dari cara mereka bicara, mikir, gimana mereka bikin kesalahan, gimana mereka meraih sukses di jalan masing-masing, banyak deh.

Mungkin kalo FBI butuh karyawan, saya bisa dijadiin pertimbangan karena daya observasi dan investigasi saya sangat kenceng *lah trus bangga*
Saya senang blog walking, atau nelusurin fb atau twitter atau bahkan visit path untuk cari tau banyak tentang seseorang. Ini coba kita samakan persepsi ya, bahwa tujuannya adalah untuk kebaikan. Buat gosip sih yaaa pernah sih yaaa tapi abis itu langsung ngerasa bersalah -______-

Kembali ke perihal observasi.
Iya saya seneng banget sama proses hidup seseorang. Seringnya bikin saya iri, tapi ngga jarang juga malah bikin saya mikir. Intinya sih, hidup ini adil banget men.

Ada orang yang terlihat sempurna di masalah pendidikan atau keluarga, tapi ternyata dia punya cerita ngga enak di hal yang lain. Atau di keluarganya bahagia, ngga taunya di hal lain agak merana.
Justru itu yang bikin hidup masuk kategori adil kan?

Ujung-ujungnya yaa jadi bikin diri sendiri bersyukur aja sama yang dipunya sekarang. Abisan mau keki macam apa juga ga guna, ngga akan ngerubah kenyataan dalam waktu singkat. Tapi setidaknya jadi bisa belajar banyak. Belajar buat menumbuhkan keinginan untuk belajar masak, jadi anak yang baik, jadi pasangan yang baik, jadi calon istri yang baik, jadi calon ibu yang baik, jadi karyawan yang baik, jadi ini itu bla bla bla.

Fyuh.

Kan katanya pengalaman itu adalah guru yang baik. Dan ternyata pengalaman orang lain itu sangat bisa jadi guru yang sangat sangat sangat baik.

Ini kicauan tengah hari, tengah waktu kerja, dan tengah melawan ngantuk.

Comments

Popular posts from this blog

Sepotong Rasa dalam Diam #1

Aisya Soraya. Siapa yang tidak mengenal nama itu. Biasa disapa Aya. Mahasiswa tingkat 3 yang cantik, pintar, namun tetap bersahaja. Dia pernah mengikuti kontes kecantikan, dan menjadi juara 2. Pernah pula membintangi beberapa iklan dan hingga kini, masih menjadi presenter sebuah acara berpetualang ke daerah-daerah di Indonesia. Dia satu angkatan denganku. Cuma beda popularitas dan segala kelebihanya tadi. Hehe. Itu sih bukan ’cuma’ ya.

Mengawali taun 2011 dengan..

Pacar. Nggak lah bo'ong banget *garuk-garuk tembok*. Tapi ada yang lebih parah dari itu men. Apa hayo? 1. Ultimatum dari Yang Mulia Ratu Ibu, yang berbunyi, saya harus udah nikah di umur 25. 2. Si Bapak yang kurang lebih mengutarakan hal yang sama, namun plus embel-embel 'Bapak kan udah pengen nggendong cucu, Mbak" Mampus kan tuh gue. Oke, mari kita berpikiran jernih dan positif. Anggap aja itu adalah doa baik dari orang tua untuk anaknya. Cuman ketika saya teringat umur saya taun ini udah memasuki 23, jadi agak-agak dug-dug ser gimanaaaa gitu. Kalo kata temen saya, saya sudah mulai memasuki midlife crisis , yakni masa-masa saya mulai butuh hubungan dengan lawan jenis dan kebutuhan karir juga. Nahkan. Au ah.

Hai!

Hem. Tes tes *ketok ketok mic* Terlalu banyak hal terjadi selama beberapa bulan ini. Jadi cukup lama juga ngga ada waktu nulis. Ada sih, nulis report. Pft. Ini baru bulan ke 4 di 2014 tapi rasanya sudah lemayan lelah. Tapi senang. Tahun ini ngerasain tahun baruannya di Masjid Nabawi, Madinah. Such a rare chance, huh? Yes, it was a holy trip. More than that, it was a very meaningful moment to me, to my life, to my days after. Beware of what you asking for to God. He will answer those prayer in a very unpredictable ways. Very unpredictable. Fyuh. Work life? Hmm, lemayan juga. Baru dapat bonus tahunan. Bisa buat ganjel-ganjel tabungan. Love life? Please skip. Family? Still to try to get used of my dad's absence because of his duty for every 2 weeks. Health? Ehm, proudly saying that I take 2-3 times to exercise. Me anak gym bok ih waw kan yes? Friendship? One of my very bery best person got engaged last month and I feel very extremely happy. OK I was lying. She...