Aku mengawali pagi ini dengan agak terperanjat dengan kepamitanmu. berangkat besok, untuk waktu yang kau bilang sebentar. pamit? sebenarnya tidak juga. lebih tepatnya karena ku bertanya dan kau menjawab.
bentukmu itu biasa saja. berantakan malah ketika pertama kali ku lihat. dengan gaya khas mahasiswa. yang tertinggal hingga kini di kepala adalah keramahanmu padaku si anak baru.
jika ada yang bertanya tentang pertama kali, ya kau lah orang pertama yang membuatku merasa tidak terlalu asing. yang padahal ku tahu kau memperlakukan semuanya sama. siapa suruh yang lain merasa biasa saja.
kau juga orang pertama yang selalu ku cari ketika ada perkumpulan. kaus berkerah berwarna hijau dan rambut gondrong sebahu. dan tas selempang. buatku kau adalah kakak. bahkan aku menyebutmu abang, meskipun asalmu dari tanah majapahit.
kau itu manis.
semanis senyum tipis setiap kali semua orang tiba-tiba menjodohkanmu dengan temanku sendiri. semanis air mata yang rembes di ujung mata. semanis aku senang melihatmu senang. semanis aku mencoba mencipta jarak antara kutub utara dan selatan pada magnet.
ini kehidupan, dan yang kita punya sangat berbeda. aku sesekali mengintip hidupmu, sesekali menyapamu, sesekali rindu.
lucu ya.
aku mengagumimu entah seperti apa.
Mungkin seperti anak gadis kepada kakaknya. Atau juga seperti anak SMA yang kepincut seniornya.
Comments
Post a Comment