Pagi ini masih saja kau buat sendu oleh air dinginmu.
Membuatku betah berlama-lama meringkuk dalam selimut tebal, sambil mendengarkan lagu-lagu kesayangan.
Bahkan mataharipun mengalah untukmu. Memberikanmu banyak waktu untuk berlama-lama menyentuh bumi.
Hai hujan..
Sampaikah juga kau ditempatnya?
Sedang apa dia sekarang?
Apakah masih berpeluk manja dengan mimpinya? Ataukah sedang bergerak bebas di luar sana?
Memikirkannya saja sudah membuatku rindu, sangat rindu.
Hai hujan..
Kau datang dari atas langit. Tempat Tuhan berada. Apakah Tuhan menitipkan rinduku melalui kau, untuknya? Semalam aku cerita banyak pada Tuhan. Ketika kau turun. Sampai aku terlelap. Mataku basah. Pipiku basah. Semoga Tuhan benar-benar percaya semua ceritaku semalam. Sehingga bisa titipkan pesanku untuknya melalui kau.
Hai hujan..
Aku rindu masa kecilku. Aku rindu bisa berlari bebas ke arahmu. Menari gemulai bersamamu. Tertawa sambil memejamkan mata. Membiarkan tiap-tiap airmu membelai manja wajahku. Dan kau tahu? Aku ingin sekali bisa seperti itu lagi. Berlari keluar bertemu denganmu. Biarkan kau basuh segala gundah. Biarkan kau hapus segala resah. Biarkan kau padamkan segala amarah.
Aku rindu dia, hujan. Meskipun sebagian diriku marah padanya, tetapi sebagian lainnya justru merindunya. Seperti halnya kau yang merindukan bumi di kala musim kemarau. Menjauh darinya kufikir akan membuat segalanya menjadi baik. Sepertinya memang begitu. tetapi hujan, tahukah kau kalau rasanya ada hal besar yang hilang dari hidupku belakangan ini?
Apakah hanya aku saja yang merasakan ini, hujan?
Hai hujan..
Bisakah kau juga sampaikan padanya tentang orang yang menggangguku beberapa hari ini? Biasanya dulu dia yang tenangkan aku, mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Tapi sekarang kan dia sudah tidak tahu, dan tidak pernah tahu lagi kalau aku sangat ingin langsung mengadu padanya tiap aku merasa takut. Kau tahu kan hujan suaranya ketika sedang tertawa? Seperti meledekku. Tetapi suara tawanya itu yang selalu kurindukan tiap kali aku merasa jengah dengan segala jarak yang ada saat ini.
Hai hujan..
Aku belajar banyak kata sejak aku mengenal huruf. Tapi tahukah kau? Hanya ada 2 kata yang saat ini memenuhi benakku. Namanya, dan rindu..
Membuatku betah berlama-lama meringkuk dalam selimut tebal, sambil mendengarkan lagu-lagu kesayangan.
Bahkan mataharipun mengalah untukmu. Memberikanmu banyak waktu untuk berlama-lama menyentuh bumi.
Hai hujan..
Sampaikah juga kau ditempatnya?
Sedang apa dia sekarang?
Apakah masih berpeluk manja dengan mimpinya? Ataukah sedang bergerak bebas di luar sana?
Memikirkannya saja sudah membuatku rindu, sangat rindu.
Hai hujan..
Kau datang dari atas langit. Tempat Tuhan berada. Apakah Tuhan menitipkan rinduku melalui kau, untuknya? Semalam aku cerita banyak pada Tuhan. Ketika kau turun. Sampai aku terlelap. Mataku basah. Pipiku basah. Semoga Tuhan benar-benar percaya semua ceritaku semalam. Sehingga bisa titipkan pesanku untuknya melalui kau.
Hai hujan..
Aku rindu masa kecilku. Aku rindu bisa berlari bebas ke arahmu. Menari gemulai bersamamu. Tertawa sambil memejamkan mata. Membiarkan tiap-tiap airmu membelai manja wajahku. Dan kau tahu? Aku ingin sekali bisa seperti itu lagi. Berlari keluar bertemu denganmu. Biarkan kau basuh segala gundah. Biarkan kau hapus segala resah. Biarkan kau padamkan segala amarah.
Aku rindu dia, hujan. Meskipun sebagian diriku marah padanya, tetapi sebagian lainnya justru merindunya. Seperti halnya kau yang merindukan bumi di kala musim kemarau. Menjauh darinya kufikir akan membuat segalanya menjadi baik. Sepertinya memang begitu. tetapi hujan, tahukah kau kalau rasanya ada hal besar yang hilang dari hidupku belakangan ini?
Apakah hanya aku saja yang merasakan ini, hujan?
Hai hujan..
Bisakah kau juga sampaikan padanya tentang orang yang menggangguku beberapa hari ini? Biasanya dulu dia yang tenangkan aku, mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Tapi sekarang kan dia sudah tidak tahu, dan tidak pernah tahu lagi kalau aku sangat ingin langsung mengadu padanya tiap aku merasa takut. Kau tahu kan hujan suaranya ketika sedang tertawa? Seperti meledekku. Tetapi suara tawanya itu yang selalu kurindukan tiap kali aku merasa jengah dengan segala jarak yang ada saat ini.
Hai hujan..
Aku belajar banyak kata sejak aku mengenal huruf. Tapi tahukah kau? Hanya ada 2 kata yang saat ini memenuhi benakku. Namanya, dan rindu..
ini ya cul? nice :)
ReplyDelete