gadis cantik itu terpekur dalam duduknya.diamnya.kelunya.
ia goreskan pensil warna itu di atas kertas putih di depannya.
sebuah garis.lurus.lengkung.melingkar.
ia menghela napas.
baru semenit yang lalu ia tertawa.tersenyum.memeluk hangat.turut larut dalam hingar bingar bahagia.gelak tawa.untaian haru.
dan kini?
hanya tersudut dalam sepi.sedih.resah.
namun tahukah mereka?
sesungguhnya di balik senyum ada resah.
di balik tawa ada galau.
di balik sorak sorai bahagia ada air mata yang membuncah.
dan siapa yang tahu? siapa yang peduli?
mereka terhanyut pada tawa mereka. terhanyut pada gelora cinta masing-masing.
lantas,
akankah mereka peduli,
di sini ada hati yang sendiri. ada yang beku.
ah,
mereka tak akan pernah peduli.
matanya tertutup.memeluk air mata hangat yang mulai tak tertahan.
mengalir.kesepian.
ia goreskan pensil warna itu di atas kertas putih di depannya.
sebuah garis.lurus.lengkung.melingkar.
ia menghela napas.
baru semenit yang lalu ia tertawa.tersenyum.memeluk hangat.turut larut dalam hingar bingar bahagia.gelak tawa.untaian haru.
dan kini?
hanya tersudut dalam sepi.sedih.resah.
namun tahukah mereka?
sesungguhnya di balik senyum ada resah.
di balik tawa ada galau.
di balik sorak sorai bahagia ada air mata yang membuncah.
dan siapa yang tahu? siapa yang peduli?
mereka terhanyut pada tawa mereka. terhanyut pada gelora cinta masing-masing.
lantas,
akankah mereka peduli,
di sini ada hati yang sendiri. ada yang beku.
ah,
mereka tak akan pernah peduli.
matanya tertutup.memeluk air mata hangat yang mulai tak tertahan.
mengalir.kesepian.
Comments
Post a Comment