bicaraku pada diri sendiri,
seolah merefleksikan apa-apa saja yang telah terlewati,
yang lengah,
yang menusuk,
yang kelam.
diam memang tak selamanya benar.
setidaknya,
itu yang terjadi pada hati yang sedang tak bermakna.
menyimpan,
namun tak berarti.
menangis,
namun tak basah oleh air mata.
dan tertawa,
atas perih yang kunjung hilang.
ku katakan pada bintang di langit tentang gundahku ini,
mereka pun hanya mengerlipkan sinarnya.
seolah berkata,
aku mampu berdiri menghadapi smuanya.
karena hati adalah bagian dari diriku
dan hanya diriku yang dapat mengaturnya.
bukan orang lain,
apalagi dirinya.
Comments
Post a Comment