Kita tak pernah menyangka akan bertemu dengan cara seperti ini. Seingatku, hanya ucapan-ucapan jahil yang kadang membuatku bersungut-sungut kesal. Atau ledekan-ledekan yang membuatmu selalu mencubit gemas lengan bahuku. Waktu bukanlah penghalang. Siang malam, selalu ada yang kita bagi. Entah cerita, atau khayalan-khayalan tentang 'bagaimana jika nanti' Pun bukanlah jarak yang memisahkan. Ratusan kilometer tak seberapa. Tak ada yang jauh. Tak ada yang merasa dipisahkan oleh lautan. Sampai di satu masa teringat. Tanganmu tak kosong. Ada yang kau genggam. Dan kita hanya bisa merunduk. Tak ingin menyakiti yang lebih dulu menggenggam. Namun tak sampai hati menggurat sembilu pada diri sendiri. Sebelum kau kembali kesana, kau titipkan padaku sebuah gelang. Kau bilang, itu kesayanganmu. Dan juga segera menjadi kesayanganku. Seperti penghubung rindu, pengingat rasa. Di saat aku hanya duduk terdiam memandang, tak hanya wajahmu yang muncul, tetapi juga sayup-sayup wajahnya. Aku bu